MenurutKamus Besar Bahasa Indonesia, merkantilisme adalah sistem ekonomi untuk menyatukan dan meningkatkan kekayaan keuangan suatu bangsa dengan pengaturan seluruh ekonomi nasional oleh pemerintah.Tujuannya mengumpulkan cadangan emas , memperoleh neraca perdagangan yang baik , mengembangkan pertanian dan industri , dan memegang monopoli atas perdagangan luar negeri. Merkantilismeadalah praktik dan teori ekonomi, yang dominan di Eropa abad 16 ke abad ke-18,[1] yang dipromosikan lewat peraturan ekonomi pemerintahan suatu negara untuk tujuan menambah kekuasaan negara dengan mengorbankan kekuatan nasional saingannya. Ini adalah mitra dari politik ekonomi absolutisme atau monarki absolut.[2] Merkantilisme termasuk kebijakan ekonomi nasional yang bertujuan PERKEMBANGANSISTEM PERDAGANGAN MERKANTILISME NEGERI-NEGERI MELAYU BERSEKUTU (1909-1913) sehingga sebelum Perang Dunia Pertama. Hasil kajian mendapati, dominan di England pada abad ke-17 MenurutPenulis corak kemoderan dalam teologi Islam modern, tidak terikat dengan waktu, tetapi tidak dapat dilepaskan dengan waktu dan perkembangan sesuai dengan hukum sunnatullah, bentuk lain kemoderenan tersebut adalah jika penganut umat Islam lebih melihat Islam dengan pendekatan substansif bukan formalis sebagaimana ungkapan Bahtiar Effendi. peletakdasar untuk komersialisasi yang makin meningkat di kawasan itu setelah tahun 1400 (abad ke-15). yang dianut oleh negara-negara di Eropa. Merkantilisme merupakan cara untuk Embrio perbankan modern pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-15 dan 16, meski belum berbentuk lembaga Bank Sentral dan Merkantilismeadalah sistem ekonomi yang digunakan oleh kerajaan Eropa antara tahun 1500 dan 1800. Di bawah merkantilisme, ekonomi harus dikendalikan oleh pemerintah dan didasarkan pada pemeliharaan kekayaan di kekaisaran. Kerajaan percaya bahwa agar mereka menang, negara lain harus kalah, menciptakan dasar bagi sistem kolonial. nd6x. Negara-negara maju dan berkembang sangat menjaga neraca perdagangan agar tidak terjadi minus, salah satunya adalah dengan mengembangkan ekonomi kreatif dan meningkatkan porsi ekspor. Adakalanya untuk menyeimbangkan kesehatan ekonomi, beragam paham ekonomi diterapkan agar keuangan negara mencapai level aman. Salah satu paham ekonomi yang pernah dipakai oleh berbagai negara di dunia adalah paham merkantilisme. Apa ini? Jika mengacu pada pengertiannya, paham atau teori merkantilisme mengasumsikan kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh suatu negara, serta besarnya volume perdagangan internasional yang dilakukan negara tersebut. Pada dasarnya Merkantilisme adalah nama dari sebuah sistem ekonomi yang digunakan di abad ke-16 hingga abad ke-18. Sistem ini yang bermakna dagang telah membuat negara-negara di Eropa terpicu untuk mengumpulkan dan mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya demi meningkatkan kesejahteraan dan kekuasaan negaranya. Teori Merkantilisme ini sangat populer karena sebagian besar kerajaan melarang koloninya untuk berdagang dengan koloni kerajaan lain. Gerakan Merkantilisme berkembang dengan sangat kuat dalam mempengaruhi kehidupan politik dan ekonomi di negara-negara barat seperti Belanda, Jerman, Inggris, dan Prancis. Negara kolonial saling berlomba untuk mendapatkan dan mengumpulkan logam mulia untuk berbagai kepentingan seperti industri, ekspor maupun impor. Bahkan untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya, negara yang menganut paham merkantilisme akan melakukan berbagai macam cara baik itu dengan memonopili, menaikan bea masuk ngdan penjajahan atas negara dengan sumber daya yang melimpah. Maka tidak heran, negara-negara seperti Belanda, Jerman, Inggris, dan Prancis yang mempelopori teori ekonomi ini, menjadi pemain dalam era penjajahan dan peperangan antar bangsa hingga berabad-abad kemudian. Baca juga Perkembangan Paham-Paham Besar di Dunia Adapun paham zero-sum yang dianut oleh negara-negara Merkantilisme bermakna akhir dari sesuatu hal adalah nol. Dimana, jika ada dua pihak yang bertikai atau berperang, maka pihak yang menang akan mendapatkan nilai +1 dan yang kalah mendapatkan nilai -1, hal ini berarti satu pihak yang menang akan mendapatkan keuntungan berlimpah dan yang kalah akan mendapatkan kerugian. Tokoh Merkantilisme Merkantilisme yang dianut oleh negara-negara Eropa tidak lepas dari gagasan para politisi dan ekonom negara mereka sendiri. Dimana, ada beberapa nama tokoh yang merubah sudut pandang dari pemerintahan negaranya, tokoh-tokoh tersebut antara lain Jean Bodin, adalah seorang imuwan berbangsa Prancis yang dapat dikatakan sebagai orang pertama yang secara sistematis menyajikan tentang teori uang dan harga. Thomas Mun, seorang saudagar kaya yang berasal dari Inggris yang banyak menulis masalah perdagangan di luar negeri. Menurutnya, untuk meningkatkan kekayaan negara cara yang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan pedoman yang dilakukan adalah nilai ekspor ke luar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan yang di impor oleh negara itu. Jean Baptis Colbert, adalah Menteri Utama di bidang ekonomi dan keuangan dalam pemerintahan Raja Louis XIV di Prancis. Tujuan kebijakan yang dibuat Colbert lebih diarahkan pada kekuasaan dan kejayaan negara dari pada untuk meningkatkan kekayaan orang per orang. Sir William Petty, seorang pengajar di Oxford University dan banyak menulis tentang ekonomi politik. Ia menganggap penting arti bekerja dari sumber daya tanah, karena baginya bukan jumlah hari kerja yang menentukan suatu barang melainkan biaya yang diperlukan agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja. Dampak Merkantilisme Dengan berkembangnya teori ekonomi Merkantilisme di Eropa ini maka membawa pengaruh yang besar terhadap peradaban manusia sampai saat ini. Dimana, berkembangnya kapitalisme, penggunaan uang sebagai alat tukar, bursa efek atau pasar modal dan perdagangan surat berharga atau obligasi, serta perusahaan asuransi dan bank terlahir di era Merkantilisme. Begitupun dengan Indonesia, sebagai salah satu negara yang pernah terjajah oleh negara Eropa Indonesia merasakan dampak dari Merkantilisme ini. Hal ini lantaran Belanda dengan VOC nya mempengaruhi perekonomian dan sosial di Indonesia. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsKelas 11MerkantilismePaham MerkantilismePengertian MerkantilismeSejarah IPS O Mercantilismo foi o conjunto de ideias e práticas econômicas, desenvolvidas na Europa no séc. XV, durante a Idade o mercantilismo, a fonte de riqueza de uma nação se baseava no comércio com o mercado exterior e no acúmulo de metais características do MercantilismoO mercantilismo apresentou alguns elementos comuns nos diferentes países em que foi aplicado. VejamosControle estatal da economiaOs reis, com o apoio da burguesia mercantil, foram assumindo o controle da economia nacional, visando fortalecer ainda mais o poder central e obter os recursos necessários para expandir o forma, o controle estatal da economia tornou-se a base do comercial favorávelConsistia na ideia de que a riqueza de uma nação estava associada a sua capacidade de exportar mais do que que as exportações superassem sempre as importações superávit, era necessário que o Estado se ocupasse com o aumento da produção e na busca de mercados externos para a venda dos seus governos, interessados numa rápida acumulação de capital, estabeleceram monopólio sobre as atividades mercantis e manufatureiras, tanto na metrópole como nas do monopólio, o Estado concedia à burguesia, através das Companhias de Comércio, o direito de explorar o comércio de pessoas escravizadas, a venda de produtos agrícolas, burguesia, favorecida pela concessão exclusiva, comprava pelo preço mais baixo o que os colonos produziam e vendiam pelo preço mais alto tudo o que os colonos necessitavam. Dessa forma, a economia colonial funcionava como um complemento da economia da significa proteger o mercado interno de um do aumento das tarifas alfandegárias, que elevava os preços dos produtos importados, os governos garantiam o mercado interno para os produtores protecionismo também ocorria através da proibição de se exportar matérias-primas que favorecessem o crescimento industrial do país mercantilistas defendiam a ideia de que a riqueza de um país era medida pela quantidade de ouro e prata que isso, houve a busca por regiões na América onde fosse possível extrair estes metais também MetalismoFases do MercantilismoAo longo de três séculos, os pensadores mercantilistas foram mudando sua opinião a respeito do que faria a riqueza de uma nação. Por isso, identificamos duas fases das práticas mercantilistasMercantilismo metalista, séc. XVINo século XVI, vigorava o mercantilismo metalista. A Espanha é o melhor exemplo desta fase, pois enriqueceu com o ouro e a prata, explorados no continente americano, mas como não desenvolveu a agricultura e a indústria, passou a importar produtos pagos com ouro e as importações superavam as exportações déficit, a economia espanhola no século XVII, entrou numa crise que durou um longo comercial, séc. XVIPortugal foi o país que demonstrou maior flexibilidade na aplicação do mercantilismo. No século XVI, com a descoberta do caminho marítimo para as Índias, pois em prática o mercantilismo comercial, comprando e revendendo mercadorias do a exploração das terras americanas, se tornou o pioneiro do mercantilismo de plantagem, baseado na produção de açúcar destinada ao mercado século XVIII, com o ouro de Minas Gerais, praticou o mercantilismo industrial, séc. XVIINa França, o mercantilismo estava voltado para o desenvolvimento de manufaturas de luxo para atender a nobreza e o mercado espanhol. Da mesma forma, procurou expandir suas companhias de comércio, bem como a construção política econômica ficou conhecida como mercantilismo industrial ou colbertismo, referência ao ministro Colbert, quem mais a do MercantilismoO mercantilismo começou a surgir na Baixa Idade Média X a XV, época em que teve início o processo de formação das monarquias foi somente na Idade Moderna XV a XVIII que ele se firmou como política econômica nacional e atingiu o seu passo que as monarquias europeias foram se firmando como Estados modernos, os reis recebiam o apoio da burguesia comercial, que buscava a expansão do comércio para fora das fronteiras do disso, o Estado lhe concedia o monopólio das atividades mercantis e defendia o comércio nacional e colonial da interferência de grupos maisLiberalismo EconômicoAdam SmithCapitalismoQuestões sobre AbsolutismoProtecionismoLiberalismo Bacharelada e Licenciada em História, pela PUC-RJ. Especialista em Relações Internacionais, pelo Unilasalle-RJ. Mestre em História da América Latina e União Europeia pela Universidade de Alcalá, Espanha. Secara umum, merkantilisme adalah keyakinan pada gagasan bahwa kekayaan suatu negara dapat ditingkatkan dengan kontrol perdagangan memperluas ekspor dan membatasi impor. Dalam konteks penjajahan Eropa di Amerika Utara, merkantilisme mengacu pada gagasan bahwa koloni ada untuk kepentingan Ibu Negara. Dengan kata lain, Inggris melihat penjajah Amerika sebagai penyewa yang 'membayar sewa' dengan menyediakan bahan untuk digunakan Inggris. Menurut kepercayaan pada saat itu, kekayaan dunia itu tetap. Untuk meningkatkan kekayaan suatu negara, para pemimpin perlu mengeksplorasi dan memperluas atau menaklukkan kekayaan melalui penaklukan. Menjajah Amerika berarti bahwa Inggris sangat meningkatkan basis kekayaannya. Untuk menjaga keuntungan, Inggris berusaha mempertahankan jumlah ekspor yang lebih besar daripada impor. Hal terpenting yang harus dilakukan Inggris, di bawah teori merkantilisme, adalah menyimpan uangnya dan tidak berdagang dengan negara lain untuk mendapatkan barang-barang yang diperlukan. Peran para kolonis adalah menyediakan banyak dari barang-barang ini kepada Inggris. Namun, merkantilisme bukanlah satu-satunya gagasan tentang bagaimana negara-negara membangun kekayaan pada saat koloni-koloni Amerika mencari kemerdekaan, dan yang paling akut ketika mereka mencari fondasi ekonomi yang kuat dan adil untuk negara Amerika yang baru. Adam Smith dan The Wealth of Nations Gagasan tentang jumlah kekayaan tetap yang ada di dunia adalah target filsuf Skotlandia Adam Smith 1723-1790, dalam risalahnya tahun 1776, The Wealth of Nations . Smith berpendapat bahwa kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh berapa banyak uang yang dimilikinya, dan dia berpendapat bahwa penggunaan tarif untuk menghentikan perdagangan internasional menghasilkan lebih sedikit—tidak lebih—kekayaan. Sebaliknya, jika pemerintah mengizinkan individu untuk bertindak dalam "kepentingan pribadi" mereka sendiri, memproduksi dan membeli barang sesuai keinginan mereka, pasar terbuka dan persaingan yang dihasilkan akan menghasilkan lebih banyak kekayaan untuk semua. Seperti yang dia katakan, Setiap individu… tidak bermaksud untuk mempromosikan kepentingan umum, juga tidak tahu seberapa besar ia mempromosikannya… ia hanya menginginkan keamanannya sendiri; dan dengan mengarahkan industri itu sedemikian rupa sehingga produknya mungkin memiliki nilai terbesar, dia hanya menginginkan keuntungannya sendiri, dan dia dalam hal ini, seperti dalam banyak kasus lainnya, dipimpin oleh tangan tak terlihat untuk mempromosikan tujuan yang tidak bagian dari niatnya. Smith berpendapat bahwa peran utama pemerintah adalah untuk menyediakan pertahanan bersama, menghukum tindakan kriminal, melindungi hak-hak sipil, dan menyediakan pendidikan universal. Ini bersama dengan mata uang yang solid dan pasar bebas akan berarti bahwa individu yang bertindak untuk kepentingan mereka sendiri akan menghasilkan keuntungan, sehingga memperkaya bangsa secara keseluruhan. Smith dan para Founding Fathers Karya Smith memiliki efek mendalam pada para pendiri Amerika dan sistem ekonomi negara yang baru lahir. Alih-alih mendirikan Amerika berdasarkan gagasan merkantilisme dan menciptakan budaya tarif tinggi untuk melindungi kepentingan lokal, banyak pemimpin kunci termasuk James Madison 1751–1836 dan Alexander Hamilton 1755–1804 mendukung gagasan perdagangan bebas dan intervensi pemerintah yang terbatas. . Faktanya, dalam " Laporan Pabrikan " Hamilton, dia mendukung sejumlah teori yang pertama kali dikemukakan oleh Smith. Ini termasuk pentingnya kebutuhan untuk mengolah tanah luas yang ada di Amerika untuk menciptakan kekayaan modal melalui tenaga kerja; ketidakpercayaan terhadap gelar dan bangsawan yang diwarisi; dan kebutuhan akan militer untuk melindungi tanah dari gangguan asing. Sumber dan Bacaan Lebih Lanjut Hamilton, Alexander. " Laporan tentang Subyek Manufaktur ." Laporan Asli dari Menteri Keuangan RG 233. Washington DC Arsip Nasional, 1791. Smith, Roy C. "Adam Smith dan Asal Usul Perusahaan Amerika Bagaimana Para Pendiri Beralih ke Tulisan Seorang Ekonom Hebat dan Menciptakan Ekonomi Amerika." New York Pers St. Martin, 2002. Jonsson, Fredrik Albritton. " Ekologi Rival dari Perdagangan Global Adam Smith dan Sejarawan Alam ." The American Historical Review 2010 1342–63. Mencetak. Bagaimana perkembangan merkantilisme di Inggris? Jawab Merkantilisme di Inggris dimulai pada zaman pemerintahan Raja Henry VII sampai pada zaman Ratu Elisabeth. Pelaksanaan merkantilisme di Inggris ditandai dengan kenaikan pajak untuk memajukan pelayaran. Pada masa pemerintahan Ratu Elisabeth I, Inggris mendirikan organisasi dagang East India Company EIC pada tanggal 31 Januari 1599. EIC mendapat hak istimewa yaitu hak monopoli perdagangan serta hak menguasai wilayah di India, Kanada, dan Amerika Utara. Merkantilisme di Inggris mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Ratu Elisabeth I dengan tokoh merkantilisme Perdana Menteri Oliver Cromwell 1958–1603. Untuk melaksanakan merkantilisme tersebut Perdana Menteri Oliver Cromwell melakukan beberapa tindakan sebagai berikut. Melindungi perikanan dengan cara melarang rakyat memakan daging pada hari-hari tertentu dan menggantinya dengan ikan. Melindungi peternakan dan industri wol melalui Undang-Undang Peci, yaitu setiap pria berusia di atas enam tahun harus mengenakan peci dari wol. Mengeluarkan undang-undang pelayaran yang disebut Act of Navigation. - Jangan lupa komentar & sarannya Email nanangnurulhidayat Merkantilisme adalah sistem perdagangan ekonomi utama yang digunakan dari abad 16 hingga 18. Para ahli teori merkantilisme percaya bahwa jumlah kekayaan di dunia adalah statis. Karena itu, negara-negara Eropa mengambil beberapa langkah untuk memastikan negara mereka mengumpulkan sebanyak mungkin kekayaan ini. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kekayaan suatu negara dengan memberlakukan peraturan pemerintah yang mengawasi semua kepentingan komersial negara. Diyakini bahwa kekuatan nasional dapat dimaksimalkan dengan membatasi impor melalui tarif dan memaksimalkan ekspor. Apa Perbedaan Antara Merkantilisme dan Imperialisme? Sementara merkantilisme adalah sistem ekonomi di mana pemerintah negara memanipulasi ekonomi untuk menciptakan keseimbangan perdagangan yang menguntungkan, imperialisme adalah sistem politik dan ekonomi di mana satu negara menegaskan kekuasaannya atas yang lain, biasanya untuk memenuhi tujuan merkantilisme. Melalui penggunaan kekuatan atau imigrasi massal atau keduanya, negara-negara imperialistik membangun kendali atas daerah-daerah yang berpotensi terbelakang dan memaksa penduduk untuk mengikuti hukum negara dominan. Karena merkantilisme lazim di Eropa selama era imperialistik abad ke 16 hingga 18, itu sering dipandang sebagai sistem ekonomi yang mendorong imperialisme. Salah satu contoh terkuat dari hubungan antara merkantilisme dan imperialisme adalah pendirian koloni Amerika di Inggris. Sejarah lahirnya merkantilisme Merkantilisme dipopulerkan di Eropa pada tahun 1500-an. Sistem ini didasarkan pada pemahaman bahwa kekayaan dan kekuatan suatu negara paling baik dilayani dengan meningkatkan ekspor dan mengumpulkan logam mulia, seperti emas dan perak. Merkantilisme menggantikan sistem ekonomi feodal yang lebih tua di Eropa Barat, yang mengarah ke salah satu peristiwa pertama pengawasan politik dan kontrol ekonomi. Pada waktu itu, Inggris, pusat Kerajaan Inggris, kecil dan memiliki sumber daya alam yang relatif sedikit. Jadi, untuk menumbuhkan kekayaannya, Inggris memperkenalkan kebijakan fiskal, termasuk Undang-Undang Gula dan UU Navigasi, untuk menjauhkan penjajah dari produk asing dan menciptakan insentif lain untuk membeli barang-barang Inggris. Neraca perdagangan yang menguntungkan dianggap meningkatkan kekayaan nasional. Undang-Undang Gula tahun 1764 memperkenalkan bea cukai tinggi untuk gula dan tetes tebu yang diimpor dari luar Inggris dan koloni Inggris. Demikian pula, Undang-Undang Navigasi 1651 diterapkan untuk memastikan bahwa kapal-kapal asing tidak akan dapat berdagang di sepanjang pantai, dan juga mengharuskan ekspor kolonial terlebih dahulu melewati kendali Inggris sebelum didistribusikan kembali ke seluruh Eropa. Inggris tidak sendirian dalam alur pemikiran ini. Prancis, Spanyol, dan Portugal bersaing dengan Inggris untuk mendapatkan kekayaan dan koloni; Diperkirakan tidak ada bangsa besar yang bisa eksis dan mandiri tanpa sumber daya kolonial. Prinsip-prinsip Yang Mendasari Merkantilisme Merkantilisme didasarkan pada gagasan bahwa negara-bangsa yang kuat memiliki peluang untuk menciptakan ekonomi dunia dengan menggunakan kekuatan militer negara tersebut untuk memastikan pasar lokal dan sumber pasokan dilindungi. Para pendukung merkantilisme percaya bahwa kemakmuran suatu bangsa tergantung pada persediaan modal, dan volume perdagangan global adalah statis. Hasilnya adalah sistem ekonomi yang membutuhkan neraca perdagangan positif, dengan surplus ekspor. Namun, karena tidak mungkin bagi setiap negara atau negara-bangsa untuk memiliki surplus ekspor, dengan banyak yang membutuhkan peningkatan impor untuk mendorong pertumbuhan, basis merkantilisme memastikan bahwa pada akhirnya akan gagal. Satu ide di balik merkantilisme adalah kesehatan ekonomi suatu negara dapat dinilai dari jumlah logam mulia, emas atau perak yang dimilikinya. Sistem ini mendorong setiap negara untuk mencoba mandiri secara ekonomi, yang berarti bahwa negara harus meningkatkan produksi dalam negeri dan membangun rumah dan industri baru. Pendukung merkantilisme juga melihat bahwa pertanian itu penting dan harus dipromosikan sehingga suatu negara dapat mengurangi kebutuhan untuk mengimpor makanan. Mereka menyarankan negara-bangsa yang kuat membutuhkan koloni dan armada dagang, yang keduanya dapat menyediakan pasar tambahan untuk barang dan bahan baku. Mercantilis juga percaya bahwa populasi besar adalah bagian integral dari tenaga kerja domestik suatu negara. Bagaimana Merkantilisme Menghambat Pertumbuhan Ekonomi Global? Merkantilisme menghambat pertumbuhan ekonomi global oleh produsen terkemuka untuk berspesialisasi dalam barang dan jasa yang tidak memperhitungkan keunggulan komparatif. Dari perspektif ekonomi, merkantilisme mempromosikan produksi barang-barang berlebihan yang membawa biaya peluang tinggi. Misalnya, jika pembatasan perdagangan mencegah negara dengan tenaga kerja yang sangat terampil dalam mengimpor pakaian, bisnis mungkin mengalihkan sumber daya ke produksinya. Pakaian relatif mahal untuk diproduksi karena upah tinggi yang diminta oleh pekerja terampil. Kembali ke pakaian mahal akan lebih rendah dari pengembalian dari serangkaian kegiatan yang lebih tepat. Pertumbuhan ekonomi berkurang untuk negara-negara dengan pembatasan perdagangan, dan negara-negara lain dengan tenaga kerja berketerampilan rendah kehilangan pasar potensial yang penting untuk produk mereka, yang mengarah pada pertumbuhan yang lebih rendah di sana juga.

peletak dasar pertama sistem merkantilisme di inggris adalah